Kumpulan Berita dan Informasi Unik dan Agak Menyentil

Friday, January 8, 2016

Apa Itu Terapi Chiropractic ? Simak Penjelasannya

loading...

Berita Unik dan Menggelitik - Nama chiropractic belakangan menjadi tenar semenjak terjadi kasus dugaan malapraktik yang menyebabkan seorang wanita muda meninggal karenanya. 

Diakui sebelum muncul kasus ini nama chiropractic tidak terlalu melejit. Sehingga pemahaman tentang terapi ini pun masih sedikit sekali. Ditambah dengan adanya begitu banyak penjelasan simpang siur yang beredar di kalangan masyarakat tentang terapi kesehatan ini pasti membuat kamu bingung.

Chiropractic merupakan terapi yang ditawarkan oleh dunia kesehatan yang berfokus untuk menangani gangguan sistem muskuloskeletal atau tulang dan sistem saraf. Biasanya mereka yang menderita keluhan tulang, sakit punggung, sakit leher, serta nyeri pada persendian hingga sakit kepala jamak mendatangi klinik chiropractic.

Ilmu chiropractic atau terapi pengoreksian otot, saraf, dan persendian punggung pertama kali dikenalkan oleh Daniel David Plamer, seorang imigran asal Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, pada 1895.

Matt Kan kemudian mendirikan klinik Chiropractic First di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 2000, dan menjadi chief executive officer-nya. Kini klinik milik Tan telah tersebar di 28 lokasi di Singapura, Indonesia, Malaysia, Cina, dan Inggris. 


Metode pengobatan chiropractic ini berdasarkan pada manipulasi tulang belakang. Dilakukan secara manual atau dengan tangan, bisa dengan pemijatan dan penekanan titik-titik yang tidak beres di bagian tulang belakang lalu mengoreksinya, mengurangi rasa sakit, dan mengembalikannya ke posisi normal.

Para chiropractor atau orang yang menangani terapi ini biasanya akan melakukan terapi yang mencakup pemeriksaan pada pasien terlebih dahulu, melakukan diagnosis, dan menentukan terapi apa yang akan dilakukan. Sebelum menjalankan praktiknya, chiropractor sendiri dibekali dengan keterampilan diagnostik serta terapeutik. Kemudian tak hanya menerapi pasien saja, chiropractor juga akan memberikan konseling terkait dengan anjuran menjalankan pola makan dan pola hidup sehat.

Untuk beberapa kasus kesehatan dalam level yang cukup berbahaya seperti keluhan dan nyeri di kepala atau leher, para chiropractor yang bersertifikat pasti akan meminta pasien untuk untuk menjelaskan gejala yang mereka alami dengan rinci termasuk pula riwayat kesehatan sehingga hal ini dapat membantu chiropractor untuk melakukan tindakan pengobatan yang paling aman dan efektif.

Tetapi hati-hati, “menyerahkan” leher Anda untuk diperbaiki oleh chiropractor, bisa meningkatkan risiko stroke, begitulah menurut pernyataan ilmiah yang dirilis oleh American Heart Association. Pasalnya, tekanan berenergi dan perputaran yang dilakukan untuk memanipulasi leher, justru dapat menyebabkan sobekan di dinding arteri di leher. Kondisi ini disebut cervical artery dissection (diseksi arteri leher).


Sobekan di dinding arteri dapat mengakibatkan stroke, jika ada gumpalan darah terbentuk dan kemudian bergerak bebas memblokir pembuluh darah di otak. Cidera dinding arteri ini bisa dikatakan penyebab stroke yang tak boleh diabaikan, terutama pada usia muda dan dewasa muda, terhitung sekitar 8%-25% kasus stroke terjadi pada usia di bawah 45 tahun.

Empat penelitian besar melihat adanya hubungan antara manipulasi sendi leher dengan stroke pada pasien berusia 45 tahun dan yang lebih muda. Meski memang tidak membuktikan bahwa terapi chiropractic dapat langsung menyebabkan stroke.

Walau begitu, chiropractor harus tetap memperingatkan pasien tentang kemungkinan ini, pernyataan tersebut menambahkan.

hubungan antara penyesuaian leher dan stroke memang sulit untuk dievaluasi, orang-orang yang sudah menderita sakit leher mungkin mencari pengobatan untuk menghilangkan rasa sakitnya, yang mana gejala umum cervical artery dissection bisa menjadi stroke dalam beberapa hari.

Karena itulah, semua profesional medis, termasuk chiropractor  harus mewaspadai setiap faktor risiko stroke yang terjadi pada pasien ketika mereka mencari pertolongan untuk mengatasi sakit leher atau sakit kepala kronis.

Chiropractor harus mendiskusikan potensi risiko stroke pada pasien yang memiliki faktor risiko lain untuk stroke, seperti penyakit jantung, riwayat keluarga stroke, atau sakit kepala parah. 


Namun untuk beberapa pasien dengan sakit leher yang juga memiliki riwayat sakit yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah, maka bisa saja mengakibatkan cedera arteri.

Menurut American Journal of Gastroenterology sebenarnya pengobatan chiropractic relatif lebih aman dibandingkan dengan pengobatan pemberian obat seperti oxycodone dan hydrocodone. Sebab pemberian obat tersebut bisa mengembangkan masalah pencernaan yang serius hingga overdosis.

Dari penjelasan di atas sebenarnya bisa ditarik kesimpulan bahwa chiropractic merupakan pengobatan yang bermanfaat asal dilakukan secara benar dan didukung oleh chiropractor yang andal. Dengan pengetahuan yang luas, para chiropractor akan melakukan diagnosis secara terperinci sebelum melakukan tindakan terapi. Bahkan mereka tak segan untuk memberikan rujukan ke dokter spesialis jika penyakit yang datang dirasa membutuhkan perawatan medis.

Itulah penjelasan Apa Itu Terapi Chiropractic ? Semoga bermanfaat buat anda.